Puisi Terakhir
Dari
kecil dia sudah terbiasa ditinggal oleh ibunya ke luar kota, semenjak
adanya pertengkaran di rumahnya itu, dia memang berasal dari keluarga
yang tidak mampu dia adalah anak ke 2 dari 4 bersaudara, namun kedua
orang tuanya sangat ingin melihat anaknya sukses yah walaupun untuk
biaya sekolahnya sang kakak harus berhenti sekolah dan hanya sampai
kelas 2 SMA, sang kakak bekerja di kota untuk membiayai keluarganya,
walau sangat di sayangkan sang kakak keluar namun apalah daya ibu bapak
nya yang tak mampu membiayai sekolah sang kakak, dia hanya bisa menangis
melihat sang kakak pergi ke kota meninggalkan mimpinya untuk menjadi
orang yang berpendidikan tinggi.
Saat
dia duduk di bangku SMP kelas 2 dia berusaha belajar keras untuk bisa
memberikan kado terindah untuk keluarganya yaitu berupa prestasi , dia
ingin sekali menjadi juara dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
sekolahnya.
Berbagai
masalah keluarga sering muncul yang membuatnya semakin sedih melihat
kedua orang tuanya selalu bertengkar mempermasalahkan keuangan bagaimana
buat makan besok, uang bangunan sekolah ku, semua itu membuat mereka
pusing, ayah yola hanyalah seorang petani yang selalu di remehkan oleh
saudara-saudaranya yang cukup mampu.
Dengan
kerja kerasnya itu ahirnya yola bisa meraih mimpinya itu, dia bisa
menjadi juara dan mendapat beasiswa unuk melanjutkan sekolah, yola
memang anak yang cukup panadai dia selalu blajar untuk bisa mendapatkan
prestasi yang bagus di sekolah. Hal yang paling terindah bagi yola
hanyalah bisa menjadi juara menjadi nomor 1 sehingga ia tak pernah
mempunyai pacar, bukan dia tak mau punya pacar namun keluarganya
melarang untuk dekat dengan lelaki sehinga dia merasa takut untuk
berpacaran, dia gadis yang sangat polos.
kehidupan
yola mulai berkecukupan setelah 3 tahun ka dini bekerja di kota dan
membiayai kebutuhan yola semenjak SMP sampai SMA dan keluarganya di
kampung. Yola sangat menyayangi kakaknya itu dia bertekad untuk bisa
membanggakan mereka dengan prestasinya. Dan perasaan bahagia yang tak
terkira saat yola juga bisa menjadi juara di SMA. Keluarganya sangat
bangga dengan prestasinya itu Semua piagam penghargaan di pajang di
kamarnya.
KULIAH,
menjadi keinginan terbesarnya, dengan mengambil jurusan sastra dia
harap bisa menjadi seorang penulis yang bisa menuangkan semua derita
hatinya. Namun jika untuk kuliah keluarganya tak sanggup untuk
membiayai.
“tak usah kuliah nak, bapak mu ini tak punya uang untuk membiayaimu kuliah”
“tapi
pak, yola ingin menjadi orang. kalau yola kuliah itu bisa mengangkat
derajat keluarga kita, takan ada lagi orang yang berani menghina kelurga
kita karena tak punya apa-apa”
“iyah,
tapi bagaimana dengan biayanya, bapak dan ibu mu ini tak punya uang,
untuk makan saja mungkin cukup, orang kakak mu juga gak kuliah
sekolahnya aja liren di tengah jalan memangnya kamu gak kasihan sama
kakakmu”
“ bapak, justru ka dini yang mendorong yola untuk kuliah kakak yang nanti akan membiayai aku kuliah”
“ memangnya kamu ini mau jadi apa to ndo?”
“ya
pokok nya yola ingin membahagiakan bapak, ibu dan semuanya” “ya sudah,
terserah kamu ndo tapi bapak gak bisa kasih apa-apa, bapak dan ibu
hanya bisa mendo’akan kamu disana, dan bapak pesen jangan pacaran kalau
pacaran mendingan keluar saja kuliahnya soalnya nanti bisa mengganggu
kuliah kamu”
“iyah pak. Yola selalu ingat pesan itu”
Perjalan hidup yang begitu panajang, dia hanya di temani karya-karyanya.
KESEPIAN,,
tentulah dia rasakan, semua temannya adalah perempuan tak ada
laki-laki yang mau menjadi pacarnya, bukan karena dia tak cantik tetapi
karena kepribadianya yang tertutup sekali dengan pria. Banyak sekali
yang menyukainya namun mereka minder untuk mendekatinya, dia seorang
perempuan yang yang memiliki wibawa.
Jauh
di lubuk hatinya ternyata dia memndam perasaan kepada seorang pria,
namun tak mungkin baginya untuk bisa memilikinya bibirnya tak mungkin
berucap. Puisi yang menyayat hati yang selalu dia buat kala hatinya
gundah. Sahabat-sahabatnya pun tak pernah tahu siapa pria yang dimaksud
yola itu dia tak pernah cerita, itu adalah rahasia cintanya.
dari sebelum lulus kuliah sudah banyak karyanya yang di terbitkan. Novel dan puisi-puisinya banyak disukai para remaja.
SENDIRI,,
itu sudah biasa baginya tak mengapa tak pernah merasakn indahnya jatuh
cinta asal dia bisa meraih prestasi yang dia inginkan itulah Yang selalu
tertanam di benaknya.
Kini
kehidupan keluarganya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya hasil dari
karya-karya nya, kini tak ada lagi yang menghina kelurganya, bahkan
saudara-saudara dari keluarga bapak nya itu kini malah berbalik mereka
kini tak punya apa-apa sama seperti keadaan keluarganya dulu bahkan jauh
lebih buruk.
Pagi
itu sekitar pukul 07.0 ibunya mengetuk pintu kamar anaknya itu, namun
tak ada jawaban, ah mungkin masih tidur ucap sang ibu.
Pukul
09.0 sang ibu pun kembali mengetuk pintu kamar anaknya, namun sama tak
ada jawaban sang ibu pun membuka kamar yola dan melihat anaknya itu
masih ada di depan komputer. Sang ibu pun mendekati anaknya sambil
mengusap-ngusap rambut anaknya.
“yola,, ayo bangun sudah siang, ibu sudah bikin sarapan ayo kita makan bareng”
Namun sang ibu merasa aneh karena anaknya itu tak juga bangun.
Sang ibu langsung panik dan memanggil sang bapak.
“pak,, bapak kesini yola gak bangun-bangun”
“ya biarin saja lah bu mungkin kecapean”
“cepetan pak, yola pingsan,”
“apa? iya,,iya sebentar”
bapaknya langsung menghampiri kamar anaknya itu dan langsung memanggil dokter.
Sekeluarga
sangat panik karena tak biasanya yola pingsan, dokter pun mengatakan
kondisi yola yang sudah tak bernayawa lagi di akibatkan liver nya yang
sudah parah.
Bapak,
ibu, dan adiknya mereka sangat terkejut mendengar keterangan dari sang
dokter. Ibunya langsung menghampiri anaknya yang sudah tiada yang kini
terbaring di tempat tidur sambil menagis. Sang bapak pun tak kuasa
menahan kesedihan itu dia menagis di ahadapan putrinya yang sudah tiada,
begitu pula dengan sang adik yang menangis sambil menelepon kak dini
yang sedang berada di kota bahwa kakak keduanya telah meniggal dunia.
Kak dini langsung pulang dengan penuh kesedihan memdengar adiknya telah
meninggal. Semua keluarganya sungguh tak menyangka akan penyakit yola
itu karena dia tak pernah mengeluh sakit apapun.
Setelah
selesai pemakaman, kak dini memandangi kamar adiknya dengan deraian air
mata, dia menghampiri komputer yang masih menyala dikomputer itu
tertulis sebuah puisi yang merupakan pesan terakhir dari adiknya saat
sebelum yola meninngal. Ternyata adiknya itu sudah tahu bahwa hidupnya
tak lama lagi namun dia tak pernah mengatakan akan penyakitnya itu.
Semua keluarga dan sahabat-sahabatnya menangis saat membaca puisi itu.
Saat aku tersenyum aku bahagia
Saat aku sedih akupun masih tetap tersenyum
Tak pernah kuinginkan keadaan ini
Namun aku harus pergi jauh
Harapanku sudahlah terwujud
Menjadi seperti ini adalah yang aku inginkan
Sedih, bahagia ku curahkan disisni
Ku mohon Jangan tangisi saat aku pergi
Maaf untuk kalian yang ku tinggalkan
Meski aku telah pergi kenanglah aku
Tetaplah menjadi orang yang menyayangiku
Walaupun kini aku telah pergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar